Hakikat Tawakal
Hakikat Tawakal merupakan kajian Islam yang disampaikan oleh: Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan, M.A. dalam pembahasan Amalan-Amalan Hati. Kajian ini disampaikan pada Jumat, 7 Shafar 1447 H / 1 Agustus 2025 M.
Kajian Tentang Hakikat Tawakal
Tawakal adalah bagian penting dari ibadah yang sangat erat kaitannya dengan keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Banyak dalil yang menjelaskan tentang kewajiban bertawakal kepada-Nya. Tawakal merupakan sifat ahlul iman.
Di antara dalil yang menunjukkan kewajiban bertawakal adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
…وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Dan bertawakallah kalian kepada Allah jika kalian benar-benar orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Ma’idah [5]: 23)
Ayat ini menjelaskan keterkaitan antara tawakal dan iman, bahwa keimanan menuntut kita untuk bertawakal, dan tawakal merupakan sifat orang-orang yang beriman.
Allah juga berfirman mengenai para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bahwa mereka adalah orang-orang yang sangat bertawakal kepada Allah. Tatkala orang-orang kafir Quraisy dan sekutu-sekutunya bersatu untuk menyerang kaum Muslimin, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“(Yaitu) orang-orang (yang) kepada mereka ada orang-orang yang berkata, ‘Sesungguhnya manusia telah berkumpul untuk (menyerang) kalian, maka takutlah kepada mereka!’ Tetapi (perkataan) itu justru menambah keimanan mereka dan mereka berkata, ‘Cukuplah Allah bagi kami dan Dia sebaik-baik Pelindung.`” (QS. Ali ‘Imran [3]: 173)
Ayat ini menunjukkan bahwa para sahabat Radhiyallahu ‘Anhum benar-benar menjadikan Allah sebagai tempat bergantung dan bertawakal sepenuhnya kepada-Nya. Ketika orang lain mencoba menakut-nakuti mereka, mereka justru semakin yakin dan menyerahkan urusan mereka sepenuhnya kepada Allah.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan di antara sifat orang-orang yang mendapat jaminan masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab. Jumlah mereka sebanyak tujuh puluh ribu dari umat Islam. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda bahwa sifat mereka adalah:
هُمُ الَّذِينَ لَا يَسْتَرْقُونَ، وَلَا يَتَطَيَّرُونَ، وَلَا يَكْتَوُونَ، وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Mereka adalah orang-orang yang tidak meminta diruqyah, tidak beranggapan sial (pesimis), tidak melakukan pengobatan dengan kay (besi panas), dan hanya bertawakal kepada Allah.” (HR. Bukhari Muslim)
Inilah yang menjadi pegangan mereka dalam menjalani hidup. Mereka tidak meminta diruqyah, tidak pesimis, dan tidak menggunakan besi panas untuk pengobatan, karena mereka hanya bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan dalam doanya:
اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَليْك تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ. اللَّهُمَّ أعُوذُ بعزَّتِكَ؛ لاَ إلهَ إلاَّ أَنْتَ أَنْ تُضِلَّني، أَنْتَ الحَيُّ الَّذِي لاَ تَمُوتُ، وَالجِنُّ والإنْسُ يَمُوتُونَ
“Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakal, hanya kepada-Mu aku kembali, dan hanya dengan (pertolongan)-Mu aku berdialog. Ya Allah, aku berlindung dengan keagungan-Mu, tidak ada ilah yang berhak disembah selain Engkau, agar Engkau tidak menyesatkanku. Engkau adalah Yang Mahahidup yang tidak mati, sementara jin dan manusia semuanya akan mati.” (HR. Bukhari Muslim)
Doa ini menunjukkan betapa kuatnya kebergantungan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada Allah dalam setiap aspek kehidupannya. Tawakal merupakan sifat orang-orang beriman, sifat para nabi, dan secara khusus adalah sifat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Dalam Sunan at-Tirmidzi, dari Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرُزِقْتُمْ كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ، تَغْدُو خِمَاصًا، وَتَرُوحُ بِطَانًا
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar, lalu pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. At-Tirmidzi)
Hadits ini menegaskan bahwa tawakal sejati tidak berarti meninggalkan usaha, tetapi justru melakukan ikhtiar dengan sepenuh hati, lalu menyerahkan hasilnya sepenuhnya kepada Allah.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan kepada kita doa ketika keluar rumah. Dalam doa tersebut, terdapat permohonan keselamatan, perlindungan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, hidayah, penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya, serta pengakuan bahwa kita tidak memiliki kekuatan dan daya upaya selain dengan pertolongan Allah.
Sebagaimana yang telah kita hafal, ketika keluar rumah kita dianjurkan mengucapkan:
بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
“Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.”
Orang yang mengucapkan doa tersebut ketika keluar rumah akan mendapatkan balasan dari Allah. Disebutkan dalam hadits:
يُقَالُ حِينَئِذٍ هُدِيتَ وَكُفِيتَ وَوُقِيتَ فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِىَ وَكُفِىَ وَوُقِىَ.
“Engkau telah mendapatkan hidayah, dicukupkan dan dijaga”. Setan pun akan menyingkir darinya. Setan yang lain akan mengatakan: “Bagaimana mungkin engkau bisa mengganggu seseorang yang telah mendapatkan petunjuk, kecukupan dan penjagaan?!” (HR. Abu Dawud)
Ini adalah doa yang seharusnya dibaca setiap kali keluar rumah. Sayangnya, banyak orang yang lalai mengucapkannya. Padahal jika kita perhatikan kandungannya, serta betapa kita sangat membutuhkan perlindungan dan bimbingan dari Allah, kita akan menyadari bahwa melupakan doa ini adalah sebuah kerugian besar.
Dalam perjalanan hidup, begitu banyak ancaman yang bisa menimpa kita saat keluar rumah, menuju tempat kerja, atau menjalani aktivitas lainnya. Maka, jangan lupa membaca doa ini.
Download MP3 Kajian Hakikat Tawakal
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/55377-hakikat-tawakal/